Laporan
Baca
JUDUL
BUKU : DOKTRIN ALKITAB
PENGARANG
BUKU : William W. Menzies & Stanley M. Horton
PENERBIT
BUKU : GANDUM MAS
TAHUN
PENERBITAN : 1998
JUMLAH
HALAMAN : 317
ISI
ALKITAB YANG DIILHAMKAN
- KAIDAH YANG BERLAKU
Ada
3 macam kekuasaan keagamaan yang mendasar, yaitu :
- Akal budi atau nalar manusia,
- Gereja
- Firman Allah
Mungkin
kekuasaan yang paling banyak berperan saat ini adalah nalar manusia.
Kita tidak tidak akan memungkiri kenyataan bahwa umat manusia telah
diperlengkapi dengan kemampuan mental yang telah menghasilkan
serangkaian prestasi yang mengagumkan, khususnya di bidang ilmiah.
Proses menghadapi masalah – masalah menurut pikiran yang sehat
disebut rasionalitas. Akan tetapi, rasionalitas harus dibedakan
dengan rasionalisme. Rasionalisme adalah paham bahwa kekuasaan
tertinggi adalah nalar manusia. Penganut paham rasionalisme
berpendapat bahwa bila diberikan waktu cukup, kecerdasan pikiran
manusia akan menyingkapkan semua rahasia alam semesta dan memimpin
kepada kehidupan yang sempurna, kedamaian, kesehatan, kekayaan, dan
kemakmuran yang terus – menerus.
Salah
satu bentuk rasionalisme adalah saintisme yang percaya bahwa ilmu
pengetahuan, dengan berbagai metodologi modern dan perlengkapannya,
pada akhirnya akan sanggup menganalisis dan memecahkan suatu
persoalan. Pandangan ini tidak menyadari bahwa ilmu pengetahuan tidak
sanggup menangani beberapa hal. Misalnya ilmu pengetahuan tidak dapat
bekerja secara langsung dengan kualitas warna dan bunyi. Ilmu
pengetahuan tidak dapat menangani hal – hal yang tidak dapat
ditimbang dan diukur, seperti jiwa manusia. Juga tidak dapat
menghadapi kejadian – kejadian yang unik. Oleh karena itu, ilmu
pengetahuan tidak mampu menghadapi berbagai mukjizat, karena tiap –
tiap mukjizat adalah manifestasi yang jelas dan terpisah dari kasih
karunia dan kasih Allah. Kaum rasionalis dari semua zaman bersikap
seperti itu, mereka terutama mempercayai kemampuan nalar mereka
sendiri. Berkali – kali dalam kitab Hakim – hakim, dikatakan “
Setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri”.
Kekacauan dan kebingungan yang terjadi sebagai akibat mempercayai
nalar manusia sebagai kekuasaan terakhir tergambar dengan kehidupan
dalam kisah – kisah tragis yang ditulis dalam kitab Hakim –
hakim.
Kepercayaan
yang kedua yang umum adalah bahwa Gereja merupakan otoritas terakhir.
Ada yang berpendapat bahwa Kristus memberikan otoritasNya kepada
Petrus dan bahwa Petrus menumpangkan tangan atas para penilik jemaat
yang ditahbiskannya, serta memberi kewenangan kepada mereka untuk
meletakkan tangan atas para pengganti mereka. Melalui “pergantian
rasuli” ini, Kristus meneruskan otoritas melalui 12 rasul dab
begitu seterusnya sampai abad ini. Atas dasar ini, gereja – gereja
tertentu menganggap diri mereka lebih tinggi sebagai satu – satunya
wakil Kristus yang sah, dan karena itu, pemimpin – pemimpin gereja
tersebut dianggap memiliki otoritas khusus untuk menilai kebenaran.
Ketiga
adalah percaya secara mutlak pada otoritas Firman Allah. Pandangan
ini didasarkan pada keyakinan bahwa Allah pada hakikatnya menyatakan
diri – Nya. Dia adalah Allah yang berfirman; Ia ingin
berkomunikasi dengan makhluk ciptaaan-Nya. Allah telah berfirman.
PernyataanNya yang akhir dan paling lengkap, sebagaimana ditunjukkan
oleh Ibrani 1:1-2 terdapat dalam diri AnakNya, Yesus Kristus. kita
menyebut cara berfirman ini Penjelmaan ( inkarnasi), yang ilahiyang
mengenakan tubuh manusia. Ini merupakan tingkat tertinggi bagi Allah
untuk berkomunikasi dengan kita, komunikasi dari orang ke orang.
Yesus Kristus, seperti yang diingatkan pada kita dalam pasal 1 Injil
Yohanes, adalah “Firman,” pembawa berita dan amanat Allah.
Sebagaimana Kristus adalah Firman yang Hidup, demikian juga Alkitab
adalah Firman yang tertulis. Sejak ketidakhadiran Yesus di dunia saat
kenaikan-Nya hingga kedatangan-Nya yang kedua, Alkitab merupakan
Firman Allah yang berkuasa, yang dipakai oleh Roh Kudus untuk
memimpin orang kepada Kristus. Rasul Paulus, dalam Roma 10 :8-15,
secara tegas menjelaskan bahwa tanpa pemberitaan Kabar Baik amanat
Alkitab, orang tidak akan menemukan Allah. Alkitab sendiri
menyediakan dasarnya, dan bertumpu pada dasar ini, kita mengaku
sambil percaya di dalam hati bahwa “ Yesus adalah Tuhan,”
sehingga kita mendapat keselamatan
- PERNYATAAN ALAAH KEPADA UMAT MANUSIA
Jika
kita akui bahwa Allah benar – benar berfirman, apakah Alkitab
merupakan media satu- satunya untuk firman-Nya? Allah juga menyatakan
diri –Nya, sampai suatu tingkat, kepada semua manusia :
- Melalui ciptaan
- Melalui hati nurani
Cara
berfirman seperti ini disebut penyataan umum, atau penyataan alamiah.
Roma 1 dan 2 menguraikan jenis ungkapan ini yang dipakai oleh Allah.
Roma 1:20 berbicara tentang pengetahuan akan Allah yang dapat
diperoleh setiap orang di mana – mana dari pengetahuan mereka
tentang alam. Dengan kata lain, orang seharusnya sudah tahu, dan
bahkan harus tahu bahwa dewa palsu tidak dapat menciptakan alam
semesta. Demikian juga dewa – dewa kafir yang banyak itu, yang
selalu bertengkar satu sama lain, tidak mungkin menciptakan
konsistensi, ketentraman, dan keindahan yang kita temukan dalam alam.
Alkitab berkata bahwa Allah berbicara melalui hati nurani setiap
orang, “Apabila bangsa – bangsa lain yang tidak memiliki hukum
Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum
Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka
menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri. Sebab dengan itu
mereka menunjukkan bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati
mereka dan suara hati mereka terus bersaksi dan pikiran mereka saling
menuduh atau saling membela. Suatu penyataan khusus, sebuah pesan
yang hanya terapat di dalam Alkitab, adalah berita luar biasa bahwa
Allah telah memasuki situasi manusia, bertindak untuk menebus kita,
dan memberikan jalan agar kita dapat mengalami kelepasan itu. Alam
dan hati nurani tidak menyingkapkan hal itu.
- FIRMAN ALLAH YANG DIILHAMKAN SECARA VERBAL
Kata
Yunani merupakan padan kata dari kata “ inspirasi” (ilham)
terdapat dalam II Timotius 3 : 16. Kata itu adalah theopneustos,
yang
secara harfiah berarti, “ dihembuskan nafas Allah”. Dengan nafas
ilahi dan kuasa, Roh Kudus menggerakkan para penulis (manusia)
Alkitab dengan begitu teliti sehingga hasilnya dengan tepat
mencerminkan tujuan Allah sendiri. Sewaktu Allah berfirman dengan
perantaraan para nabi dan rasul, dokumen – dokumen asli yang mereka
hasilkan memiliki tanda – tanda khusus dari inspirasi ilahi. Ini
berarti bahwa ke -66 kitab dalam kanon, yang adalah Alkitab, dalam
ungkapannya yang mula – mula seluruhnya dapat dipercaya sebagai
suara dari Roh Kudus.
Beberapa
hal harus diingat mengenai pengilhaman itu adalah Pendiktean
mekanis mengatakan bahwa Allah berbicara melalui manusia sampai
kepribadian individualnya ditekan. Pandangan demikian adalah salah.
Kepribadian dan kosakata khusus dari berbagai penulis jelas dapat
dibedakan; dari 40 lebih penulis Alkitab. Allah membawa semua penulis
Alkitab melalui berbagai pengalaman, menyiapkan mereka sedemikian
rupa sehingga Ia dapat memakai mereka untuk menyatakan kebenaran
dalam cara yang diingini – Nya. Dengan demikian , integritas para
penulis sebagai kepribadian individual benar – benar terpelihara
melalui tindakan khusus dari inspirasi dan bimbingan Roh Kudus. Pada
waktu yang sama, hasil tulisan mereka adalah jelas Firman Allah.
Alkitab menekankan bahwa para penulis benar – benar diilhamkan.
Tidak mengherankan bahwa pernyataan seperti “demikianlah firman
Tuhan” terdapat 3.808 kali dalam perjanjian lama. II petrus 1 20 –
21 memperlihatkan kepada kita bahwa tidak ada seorang pun penulis
Alkitab yang bergantung kepada penalaran atau imajinasinya sendiri
dalam proses penulisan ini. Yang harus diketahui ialah bahwa nubuat –
nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak
sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh manusia, tetapi
oleh dorongan Roh Kudus orang – orang berbicara atas nama Allah.
Yesus telah menerima inspirasi penuh seluruh Perjanjian Lama ketika
Ia mengucapkan deklarasi_nya yang luas, “ Kitab Suci tidak dapat
dibatalkan.”
Alkitab
mengajar kita bahwa Roh Kudus bekerja demikian rupa pada para nabi
dan rasul sehingga kata –kata dalam naskah yang asli pun penuh
dengan kuasa. Apabila kata – kata itu tidak diilhamkan, maka orang
– orang dengan leluasa dapat mengubahnya agar sesuai dengan gagasan
mereka. Oleh karena itu, pengilhaman kata – kata sangat perlu untuk
melindungi kebenaran. Yesus menunjukkan pentingnya tiap- tiap kata
dengan mengatakan “ selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu
iota pun atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat,
ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam kerajaan surga”.
- PERATURAN YANG MUTLAK
Sumber
ilahi dan wibawa Alkitab meyakinkan kita bahwa Alkitab juga mutlak,
yaitu, tidak mungkin salah dan oleh karena itu tidak dapat
menyesatkan, menipu, atau mengecewakan kita. Beberapa penulis membuat
perbedaan antara inerrancy
(bebas
dari kesalahan) dan infallibility
(tidak
mungkin salah), namun makna kedua kata itu hampir sama. Jiaka ada
perbedaan antara nuansa pengertian maka, inerrancy
menekankan sifat Alkitab yang selalu mengatakan yang sebenarnya,
sedangkan infallibility
menekankan sifat layak dipercaya dari Alkitab. Sifat bebas dari
kesalahan dan sifat tidak mungkin bersalah ini berlaku untuk seluruh
isi Alkitab dan termasuk wahyunya serta fakta – faktanya yang bebas
dari kesalahan. Alkitab adalah kebenaran.
Ketidakpercayaan
paham humanisme merupakan sumber sebenarnya dari berbagai keberatan
terhaap sifat tidak mungkin bersalah dari Alkitab. Penulis kuno
seperti Irenius, Tertulianus dan Augustinus menentang beberapa
pandangan mereka dan dengan berbuat demikian mereka mengaku bahwa
mereka percaya Alkitab. Sekalipun demikian, ada orang yang menyangkal
sifat tak mungkin bersalah dari Alkitab itu, percaya bahwa Alkitab
mempunyai nilai. Yaitu mereka mengatakan bahwa tidak menjadi soal
bahwa sejarah dan ilmu pengetahuan di Alkitab adalah benar. Mereka
mengatakan bahwa orang berdosa dapat diselamatkan tanpa mengetahui
seluruh Alkitab atau pernyataannya tentang pengilhaman.
Kesimpulan
Alkitab
tidak akan menyesatkan kita. Alkitab adalah penyataan luar biasa dari
Allah sebagai Pencipta dan Penebus kita; Allah yang personal
mengasihi kita dan memperdulikan kita; Allah yang mempunyai rencana,
yang mengutus Anak-Nya untuk mati karena kita, dan yang akan terus
melakukan tugas –Nya hingga Iblis dihancurkan, maut dibinasakan,
dan bumi baru serta langit baru didirikan. Seluruh Alkitab
memperlihatkan bahwa Ia dapat dipercaya serta dapat diandalkan, dan
bahwa sifat-Nya menjamin wibawa, sifat bebas dari kesalahan dan sifat
tidak mungkin bersalah dari Firman – Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar