Peranan Kelompok Sel bagi Pertumbuhan Gereja
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tidak ada satupun Gereja yang
bisa melakukan segala sesuatu,namun setiap gereja melakukan segala sesuatu yang
penting. Tetapi, yang harus di ingat adalah memprioritaskan tidak selalu
berarti melakukan banyak hal sesuai prioritas. Seperti halnya tubuh manusia
yang memiliki beberapa sistem yang harus bekerja secara bersamaan jika kita
sehat, begitu pula Geraja sehat ketika semua system utama beroperasi dengan
baik. Seperti tubuh manusia, ketika satu system tidak berfungsi dengan
baik,sebagian tubuh akan mengalami penderitaan. Kelompok sel adalah salah satu
system yang harus dibangkitkan dan dijalankan dengan baik. Karena kelompok sel
merupakan senjata yang paling ampuh di zaman modern sekarang ini untuk membuat
gereja bertumbuh dan berkembang.Banyak fakta - fakta yang menunjukkan bahwa
gereja – gereja yang berkembang dengan pesat akhir – akhir ini adalah gereja
yang memiliki Kelompok Sel. Kelompok Sel / Gereja sel.[1]
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan kami
bahas dalam makalah ini adalah :
1.
Dasar Pertumbuhan Gereja
2.
Dimensi Pertumbuhan Gereja
3.
Peran Kelompok Sel
C.
Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dasar pertumbuhan gereja,
dimensi pertumbuhan gereja serta peran kelompok sel dalam pertumbuhan gereja.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Dasar Pertumbuhan Gereja
Prinsip berarti asas kebenaran yang menjadi dasar berpikir
maupun bertindak, berdasarkan definisi yang disampaikan maka prinsip
pertumbuhan gereja adalah asas kebenaran yang menjadi dasar berpikir maupun
bertindak dalam perkembangan maupun perluasan tubuh Kristus baik dalam kualitas
maupun kuantitas. Beberapa prinsip–prinsip yang disampaikan oleh Peter Wongso
yakni:
1.
Berpusat pada Allah
John Stott menekankan bahwa gereja
bukan sebuah kecelakaan sejarah melainkan merupakan pusat dari rencana Allah.
Rencana Allah dalam gereja bukanlah rencana sementara melainkan menuju kepada
kekekalan, yakni rencana yang akan membawa umat-Nya dalam keselamatan yang
kekal. Setiap orang yang sudah diselamatkan mempunyai tanggung jawab untuk
memberitakan Injil bagi mereka yang belum percaya, hal ini terus disampaikan
secara berulang–ulang diperintahkan kepada murid–murid-Nya. Selanjutnya C. Peter Wagner memberikan beberapa hal yang
penting.
a.
Yesus Kristus adalah
Tuhan
Pertumbuhan gereja harus didasari pada pengakuan bahwa Yesus
Kristus adalah Tuhan (Filipi 2:11) sehingga umat Kristen sebagai anggota gereja
berpartisipasi dalam pertumbuhan gereja (efesus 4:15-16).
b.
Kemuliaan Allah
menjadi tujuan utama.
Allah telah memanggil umat-Nya untuk menjadi umat yang
kudus, Allah juga mengutus umat-Nya ketengah dunia ini untuk menjadi saksi
kemuliaan Allah. Jadi setiap usaha umat Allah (pemberitaan Injil) untuk
pertumbuhan gereja adalah pemberian Allah untuk kemuliaan Allah.
c.
Yesus Kristus ingin
gereja-Nya bertumbuh
Dalam Efesus 4: 11 dinyatakan bahwa
Allah memberikan 5 jabatan untuk pertumbuhan sesuai dengan kepenuhan Kristus.
Dari beberapa uraian yang telah
disampaikan maka didapatkan beberapa kesimpulan dalam dasar pertumbuhan gereja
yakni:
a)
Pertumbuhan gereja merupakan kehendak Allah sehingga
berbagai upaya dalam pertumbuhan gereja (seperti penginjilan) harus diawali
dengan pengakuan akan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan bertujuan untuk kemuliaan Tuhan. Pertumbuhan gereja juga bersandarkan
pada Roh Kudus yang akan memimpin dan memberikan pertumbuhan tersebut.
b) Selain
Allah Tritunggal, manusia juga terlibat dalam mitra kerja Allah untuk
pertumbuhan gereja-Nya. Sehingga setiap warga jemaat diwajibkan untuk ambil
bagian dalam pertumbuhan gereja. Dalam bagian ini terdapat 2 hal yang penting
yakni:
1. Setiap orang harus melakukan bagiannya dalam pertumbuhan gereja.
BAB III
DIMENSI PERTUMBUHAN GEREJA
Menurut Rick Warren, lima dimensi
pertumbuhan gereja adalah:
1.Gereja bertambah akrab melalui persekutuan.
2.Gereja bertambah sungguh-sungguh melalui pemuridan.
3. Gereja bertambah kuat melalui ibadah.
4. Gereja bertambah besar melalui pelayanan.
5. Gereja bertambah luas melalui penginjilan.
Gereja ada untuk
melayani orang. Pelayanan adalah menunjukkan kasih Allah kepada orang lain
dengan memenuhi kebutuhan mereka (Mrk 10:45). Sebagai orang Kristen, kita
dipanggil untuk menjadi anggota tubuh
Kristus, bukan hanya untuk percaya.
Roh Kudus adalah Roh yang
bersifat kenabian. Karena ketika Dia datang maka anak laki-laki dan perempuan,
hamba laki-laki dan perempuan akan bernubuat (Kis 2:17,18). Dia adalah Roh yang bersifat
penginjilan. Karena Dia menghakimi dan membawa orang-orang berdosa kepada
Kristus (Yoh 16:8,9). Dia
adalah Roh yang bersifat penggembalaan. Karena Dia mengangkat para penilik bagi
orang-orang kudus (Kis 20:28). Dia
adalah Roh yang bersifat mengajar berdasarkan 1 Yohanes 2:27. Sekarang kita semua sudah
menerima Roh Kudus. kita memiliki juga dimensi-dimensi ini didalam diri kita.
Kita tidak perlu menjadi seorang yang egois dengan menikmati karunia pengurapan
Roh Kudus hanya untuk diri sendiri, tanpa melihat tujuan sebenarnya Tuhan
memberikan pengurapan Roh Kudus itu untuk kita. Karya Roh Kudus didalam diri
kita juga tidak akan optimal apabila kita tidak menghasilkan buah-buahnya dalam
semua aspek kehidupan kita.
BAB IV
PERAN KELOMPOK DALAM PERTUMBUHAN GEREJA
Apakah kelompok sel?
Kelompok Sel
adalah kelompok kecil yang terdiri dari 12 - 15 anggota yang bertemu secara
teratur, setiap 2 minggu sekali, sebagai sarana agar tiap anggota dapat
mempelajari Firman Tuhan dan membagikan pengalaman hidup dalam suasana
persaudaraan yang akrab dan menyenangkan.
Mengapa ikut kelompok sel?
Kekristenan
bukan hanya sekedar mengikuti ibadah raya setiap hari Minggu tetapi kehidupan
setiap hari kita sebagai umat Tuhan yang mencerminkan Kristus. Melalui kelompok
sel kita berkehendak untuk bertumbuh bersama, tampil beda, menjadi seperti
Kristus telah hidup. Kelompok sel adalah sarana untuk:
a) Lebih
mengenal Tuhan, membentuk karakter dan bertumbuh menjadi pengikut Kristus.
b) Bertumbuh
dalam persekutuan dengan sesama, saling mendoakan dan saling memperhatikan.
c)
Berada dalam suasana yang memungkinkan untuk
saling menasehati dan mendorong agar
dapat lebih bertumbuh dalam iman.
Apa yang diharapkan?
Setiap
kelompok sel dibentuk sesuai dengan kebutuhan yang ada di dalam jemaat. Kami
memiliki kelompok sel untuk remaja, dewasa muda, keluarga bahkan untuk mereka
yang cenderung menggunakan bahasa English. Pada umumnya kegiatan kelompok sel
meliputi pujian dan penyembahan, pengajaran dan diskusi akan Firman Tuhan,
berbagi pengalaman/ kesaksian, doa dan selalu diikuti dengan persekutuan dengan
berbagai kegiatan lain yang menarik termasuk juga kegiatan keluar bersama baik
dalam kelompok sel sendiri maupun gabungan sel-sel lain.
Apa yang dilakukan di Komsel ?
Di komunitas sel
ini, para anggotanya berkumpul seperti keluarga dan juga berarah pada gaya
hidup jemaat mula2, dimana mereka bertekun dalam pengajaran dan persekutuan (Kis
2:42). Selain pengajaran juga di dalamnya ada suatu persekutuan, persekutuan
adalah sesuatu yang lebih dari pada sekedar menjadi suatu jemaat gereja. Di
dalam gereja yang besar, ratusan bahkan ribuan jemaat, seorang gembala tidak
mungkin tahu kebutuhan, pertumbuhan dan problema semua jemaatnya. Tetapi di
dalam suatu kelompok sel, bukan hanya pemimpin kelompok sel yang bisa
membimbing anggotanya tetapi juga semua anggota kelompok sel saling berbagi dan
saling menjaga pertumbuhan rohani dan juga jasmani.
Pola ini lah yang
membuat suatu komsel menjadi solid dan bertumbuh tentunya juga harus bisa
menjadi berkat bagi orang lain seperti di Kisah para rasul 2:46-47, disana
dikatakan mereka bertekun dan berkumpul, memuji Allah dan disukai semua orang. Seorang
Pemimpin Kelompok Sel (PKS) memiliki fungsi sebagai gembala, sebagai manager
dan sebagai seorang pemimpin. Sebagai gembala karena harus bisa
membangun relasi, memberi perhatian kepada anggota, menerima anggota baru,
melayani anggota dalam berbagai situasi seperti sakit, ucapan syukur, dan
lain-lain Sebagai manager karena harus dapat merencanakan
target dan strategi bagi komunitas dan pengembangannya, mengawasi dan membuat
laporan tahap2 kehidupan sel. Sebagai pemimpim karena ia harus
memperhatikan hubungan antar anggota sel, menjelaskan visi, misi dan pola dasar
gereja, memberikan konseling dan lain2.
Apa tujuan utama kelompok Sel ?
Saling memperhatikan,
Hal yang paling
sulit dialami dalam ibadah raya ialah saling mempedulikan. Dalam sel yang
sehat, Kristus bekerja memberkati setiap anggota, sehingga setiap orang
menerima dan memiliki hidup Kristus, saling mengasihi dengan kasih Kristus,
saling menolong, dan saling membantu (Efesus 4:1-6). Di dalam kelompok sel yang
sehat, Kristus memerintah, Roh Kudus bekerja, kasih-Nya mengalir dan dialami
oleh setiap orang. Dalam kelompok sel yang sehat, Allah bekerja, sehingga
kesatuan sejati dan kesehatian yang tulus (Kisah Para Rasul 3:32a) terwujud
tanpa kemunafikan. Inilah yang menunjang pertumbuhan rohani setiap anggota,
saling menguatkan untuk membawa kasih itu kepada orang lain.
Penjangkauan keluar,
Pertumbuhan rohani
yang sehat tidak dapat dipisahkan dari upaya untuk mengasihi yang terhilang
dalam dosa. Sebaliknya, kasih Kristus yang dialami dalam kelompok sel adalah
dorongan kuat untuk menjangkau jiwa bagi Tuhan. Tugas ini dapat dikerjakan oleh
setiap orang, tetapi akan lebih efektif bila dilaksanakan dalam kelompok sel.
Dalam kelompok sel setiap orang didoakan, disiapkan, dan dilatih untuk diutus
keluar menjangkau orang yang belum percaya bagi Allah sebagai bukti pekerjaan
Kristus dalam hidupnya. Di sisi lain, orang yang dimenangkan itu, bila dibawa
ke dalam kelompok yang tidak saling mengasihi, akan sangat sulit, bahkan
merusak kesaksian Kristiani. Orang Kristen baru itu tidak merasakan kasih
Kristus, dan tidak menemukan hal yang berbeda dengan keadaan di dunia sekuler,
bila orang dalam persekutuan Kristen tidak saling mengasihi. Akibatnya, ia
sulit bertahan hidup dalam kelompok seperti itu dan mencari kelompok lain yang
dapat menolong pertumbuhan imannya. Hal ini tidak dapat ditemukan dalam
penginjilan secara pribadi (Pengkhotbah 4:9-12, Matius 16:19-20).
Mengembangkan Karunia Rohani,
Berdasarkan
kebenaran Firman Tuhan, setiap orang yang sudah bertobat, menerima Kristus dan
dilahirkan kembali, memiliki Roh Kudus (Efesus 1:13-14). Roh Kudus itulah yang
membagikan karunia bagi setiap orang percaya (Kisah Para Rasul 2:38; 1Korintus
12:4-13). Bila kita jujur, banyak orang percaya hidup bertahun- tahun, tanpa
mengetahui dengan jelas karunia apa yang dimilikinya, walaupun telah bertobat.
Itulah sebabnya, ia tidak bertumbuh secara sehat dan kurang giat dalam
pekerjaan Tuhan. Tentu ada banyak alasan, tetapi salah satunya yang penting
ialah orang itu tidak berada dalam satu kelompok kecil yang dapat saling
memperhatikan atau saling mendoakan dan saling mendorong dalam pertumbuhan. Hal
ini tidak mungkin dikerjakan dalam ibadah raya, sebab perlu pengajaran dalam
proses pemuridan yang teratur. Dan terjadilah hal yang sangat disayangkan,
yaitu tidak semua orang percaya diberdayakan bagi kemajuan gereja Tuhan.[3]
"Gereja-yang-memiliki-kelompok-sel"
sebenarnya masih gereja tradisional. Gereja ini hanya menjadikan kelompok sel
sebagai salah satu kegiatan atau salah satu departemen saja. Ada juga gereja
yang menyelenggarakan kelompok-sel sebagai wadah untuk persekutuan atau
pengakraban. Kelompok-sel hanya melakukan salah satu fungsi gereja. Seperti
hal-nya dengan departemen Sekolah Minggu, departemen Penginjilan, ataupun
departemen musik, maka departemen kelompok sel inipun tidak ditangani langsung
oleh gembala sidang. Jemaat dianjurkan untuk mengikuti kelompok sel, namun jika
mereka tidak bisa mengikuti, tidak apa-apa. Dalam gereja ini, yang penting
jemaat tetap mengikuti ibadah raya pada hari Minggu.
Dalam gereja
sel, kegiatan utama adalah kegiatan di sekitar kelompok sel. Ibadah raya pada
hari Minggu adalah tempat di mana kelompok-kelompok sel tersebut berkumpul
untuk mengadakan perayaan. Departemen-departemen yang tidak menunjang kelompok
sel haruslah dihilangkan, antara lain Departemen Kebaktian Kaum Muda,
Departemen Kebaktian Remaja, Departemen Kebaktian Kaum Ibu, Departemen Doa, dan
lain-lain. Semuanya haruslah dilebur ke dalam kelompok sel. Jika masih ada
departemen-departemen ataupun komisi-komisi yang tidak sejalan dengan kelompok
sel, maka kelompok sel tidaklah akan dapat berfungsi dengan baik.
Jika kita
ingin menyelenggarakan gereja sel, maka kita harus benar-benar meninggalkan
pola gereja yang tradisional. Kita harus menghapuskan semua kegiatan yang
secara tradisional dilakukan oleh gereja namun sebenarnya kegiatan tersebut
hanya membebani gereja. Akibatnya kegiatan-kegiatan yang kurang berguna ini,
gereja kurang melaksanakan panggilan utama dari gereja. Dalam gereja sel hanya
ada dua kegiatan utama yaitu: Pertama,
kegiatan kelompok sel, Kedua Ibadah
Perayaan.
Semua
departemen, komisi, dan kepanitiaan haruslah mendukung kedua kegiatan di atas.
Semua departemen yang tidak ada hubungan dengan kedua kegiatan tadi haruslah
dihapuskan. Terlalu banyaknya departemen, komisi ataupun kepanitiaan, hanya
membuat gereja "nampak sibuk". Namun kesibukan-kesibukan ini bukan
berarti menunjukkan kehidupan gereja yang sebenarnya. Kehidupan gereja yang
sesungguhnya tidaklah ditunjukkan dengan banyaknya kegiatan. Gereja haruslah
melakukan kegiatan yang benar-benar sesuai dengan panggilannya. Jika ada
kegiatan-kegiatan yang tidak ada hubungan dengan panggilan gereja, lebih baik
dihilangkan saja. Malahan kegiatan-kegiatan yang tidak berguna itu bisa menyelewengkan
gereja dari panggilannya yang utama.
Dalam gereja
sel, jangan terlalu banyak kegiatan insidental, seperti: KKR, Ulang Tahun
Gereja, Pagelaran, Malam Puji-Pujian, Fashion Show, Putar Film dan lain-lain.
Kegiatan-kegiatan tersebut akan membuat perhatian dan tenaga terkonsentrasikan
ke hal-hal insidental tadi. Akibatnya kehidupan dalam kelompok sel akan kurang
berkembang karena tersaingi oleh kegiatan-kegiatan tadi.
Kelompok sel
itu sendiri adalah gereja yang sesungguhnya. Setiap jemaat harus terlibat dalam
kelompok sel. Jika ada orang yang hanya ikut ibadah raya dan tidak mengikuti
kelompok sel, berarti dia tidaklah bergereja. Seandainya ada seorang
anggota yang harus memilih: "Apakah dia harus mengikuti kebaktian saja
ataukah kelompok sel saja?", maka dia haruslah memilih untuk hanya
mengikuti kelompok sel. Karena dalam kelompok sel, seluruh panggilan gereja
bisa dilaksanakan. Juga, dalam kelompok-sel, semua fungsi gereja bisa
diterapkan. Cukup dengan mengikuti kelompok-sel saja, kerohanian kita bisa
bertumbuh secara normal.
Kesatuan Diantara Anggota Kelompok Sel.
Kesatuan
sangatlah penting diantara anggota kelompok sel, karena kelompok sel merupakan
suatu wadah dimana suasana kekeluargaan tercipta dan terjalin dengan baik dan
harmonis. Sejauh ini penulis mengamati bagaimana hubungan diantara mereka
sebagai anggota kelompok sel, sudah sangat baik. Ada beberapa hal yang terdapat
dalam kelompok sel:
a)
Kurangnya komunikasi diantara mereka
Komunikasi
di antara mereka(anggota sel) sangat kurang,mereka hanya berkomunikasi atau
berinteraksi dengan orang terdekat mereka, seperti ada pengelompokan –
pengelompokan diantara mereka.
b)
Bahasa
Di
dalam hal berbahasa, mereka sering menggunakan bahasa daerah, seharusnya mereka
jangan terlalu sering memakai bahasa daerah, karena ada beberapa orang yang
tidak mengerti apa yang mereka ucapkan, tetapi alangkah lebih baiknya mereka
menggunakan bahasa Indonesia, dan kita bisa melihat mereka adalah orang – orang
yang cukup terpelajar juga (mungkin mereka sudah terbiasa), dan ini juga
merupakan salah satu factor penyebab komunikasi di antara mereka sangat kurang.
Sehingga ada pengelompokan – pengelompokan di antara mereka.
C. Pelayan Musik
Disetiap
kelompok sel hampir pemain musik ada, musik sangat diperlukan dalam ibadah,
apalagi di kalangan karismatik, pantekosta. Sehingga dalam beribadah ada
kesemangatan, hal ini disebabkan anggota kelompok sel sudah terbiasa beribadah
disertai dengan musik. Ketika tidak adanya pemaian musik sangat mempengaruhi
suasana ibadah, misalnya ibadah jadi mononton, tidak ada kesemanagatan, dan
sangat menjenuhkan.
Pertumbuhan dan Perkembangan kelompok sel.
Dapat
dilihat kekuatan kelompok – kelompok sel digambarkan dengan jelas di Cina.
Ketika orang – orang komunis mengambil alih pemerintahan pada tahun 50-an, masa
penganiayaan yang ganas terhadap gereja dimulai. Yang ditakutkan adalah
Gereja di Cina mungkin binas. Namun, selama lebih dari tiga puluh tahun,gereja
di Cina justru bertambah seratus kali lipat, dengan kekuatannya yang bervariasi
antara tiga puluh sampai seratus juta orang. Kelompok – kelompok sel adalah
alasan bagi ketahanan dan pertumbuhannya.
Dari
contoh diatas bagaimana kelompok – kelompok sel yang ada di Cina memiliki
dampak yang sangat spektakuler, meskipun mereka menghadapi tantangan yang
sangat berat tetapi mereka tetap berdampak. Mereka semakin dihambat tetapi
mereka semakin merambat juga. Ada beberapa cara yang membuat mereka berdampak
di tengah situasi yang menakutkan adalah sebagi berikut :
1.
Mereka memiliki
tujuan atau visi yang jelas, seperti dalam bidang penginjilan melalui transfer
kehidupan.
2.
Mereka berfokus
pada visi mereka.
3.
Mereka bertanggung
jawab atas tugas – tugas yang telah dipercayakan kepada pemimpin kelompok sel.
4.
Mereka
memiliki kepedulian dan aktif dalam kelompok sel yang ada.
5.
mereka tidak
membiarakan system buatan manusia menghalangi kemampuan Allah. Mereka selalu
melibatkan Roh Kudus dalam setiap pelayanan mereka.
6.
Mereka memasukkan
para pendatang barudan anggota baru kedalam kehidupan serta pelayanan komsel.
7.
Membangun
kepemimpinan yang bertanggung jawab di dalam struktur kelompok sel.
8.
Terciptanya suasana
kekeluargaan yang begitu dekat, tanpa ada pengelompokan di antar mereka.
9.
mereka menunjukkan
bagaimana cara orang bekerja, melayani, dan mengerjakan pelayanan bersama tim –
tim pelayanan.
Dari contoh diatas, seharusnya
kelompok – kelompok sel yang ada bila menerapkan hal di atas. Kelompok
sel bukan hanya sibuk dengan event – event saja, misalnya : Hari raya Natal, Hari
raya Paskah, Ulang tahun Gereja dan sebagainya.
Kesejahteraan Kelompok Sel
Salah satu
masalah dalam masyarakat dewasa ini adalah sifat yang kurang menampakkan
perikemanusiaan. Dengan pertambahan penduduk, seseorang hanya akan menjadi
bagian dari himpunan orang banyak itu. Masalah ini juga terdapat dalam gereja
kita, khususnya di gereja – gereja besar. Banyak gereja – gereja besar yang
dinamis telah dibangun di atas pelayanan seorang pengkhotbah yang hebat yang
diurapi oleh Allah, yang mana pengajaran dan dorongannya dibutuhkan oleh
jemaatnya.
Memang benar
di banyak gereja ada beberapa anggota yang terlibat secara terbatas dalam
aktivitas kelompok dan persekutuan yang berarti. Ada penyelidikan Alkitab dan kelompok
doa, tetapi yang terlibat dalam kegiatan itu persentasenya kecil saja. Di dalam
kelompok sel itu para anggota bukan hanya sekedar anggota atau jemaat gereja
lagi, mereka adalah seoarang manusia -
individu – individu. Seseorang yang hadir dalam kelompok sel itu akan
mendapatkan dirinya sebagai “ manusia” bukannya “barang”.
Sebagai
suatu gambaran bagaimana para anggota tersebut memberikan perhatian kepada
orang lain yaitu bila ada keluarga yang suaminya sedang menganggur ( tidak
mempunyai pekerjaan). Para anggota kelompok sel itu bersedia menolong dengan
memberikan makanan dan baju panas yang dibutuhkan. Bahkan kelompok persekutuan
tersebut mengambil persembahan tambahan untuk menolong persekolahan anak dari
keluarga yang idak mampu.!
Sungguh ini
merupakan kehidupan yang menakjubkan. Setiap orang saling menolong.
Kesejahteraan kelompok sel semakin meningkat karena kebanyakan dari antara
anggota lebih daripada hanya sekedar persekutuan para tetangga. [4]
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi kesimpulan dari peranan kelompok sel dalam pertumbuhan gereja adalah Sangatlah penting untuk melihat bahwa gereja sel tidak hanya sebuah
struktur biasa tapi mencoba untuk menerapkan nilai-nilai dan prinsip
alkitabiah. Jika gereja dibangun dengan struktur tanpa pengertian akan
nilai-nilai, maka akan ada bahaya penyimpangan nilai di dalam setiap
kegiatannya. Jadi, gereja yang telah mencoba menerapkan ini pasti telah
menghabiskan waktu-waktu pertamanya untuk mencari nilai-nilai dan
prinsip-prinsip di balik gereja sel dan memberikan kesempatan bagi pemimpin dan
jemaat untuk lebih aktif.
Model gereja sel adalah
suatu sarana ampuh yang dapat menolong gereja – gereja dalam berbagai skala,
serta dapat melayani dan menggembalakan jiwa – jiwa baru yang efektif. Gereja
sel merupakan sarana yang memperlengkapi jemaat untuk melaksanakan pelayanan mereka,
daripada sekedar meletakkan semua beban pelayanan ke pundak gembala seorang
diri. Kini kita dapat mempelajari cara menerapkan pola gereja sel di gereja
kita. Dengan makalah ini diharapkan dapat menolong pelayanan kita agar dapat
menjangkau seluruh jemaat sampai ke tingkat yang terbawah, di mana seluruh
anggota gereja dapat menjadi murid Tuhan yang efektif, bukan hanya sekedar
menjadi ‘pengamat / penonton’ saja. [5]
Daftar Pustaka
1.
Danny Roemokoij M.Min, Gereja
Bertumbuh, Pare : GPDI Tiberias Pare, 2005
2.
Dr. David Cho Yonggi, Kelompok
Sel yang Berhasil, Malang : Gandum Mas, 2000
3.
Larry Stockstill, Gereja
Sel (Mempersiapkan Gereja Menghadapi Masa Penuaian), Jakarta, Yayasan Media
Buana Indonesia, 2000
5.
Komunitassel.com/FAQ.html