Rabu, 14 Mei 2014

Peranan Kelompok Sel Bagi Pertumbuhan Gereja


Peranan Kelompok Sel bagi Pertumbuhan Gereja
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Tidak ada satupun Gereja yang bisa melakukan segala sesuatu,namun setiap gereja melakukan segala sesuatu yang penting. Tetapi, yang harus di ingat adalah memprioritaskan tidak selalu berarti melakukan banyak hal sesuai prioritas. Seperti halnya tubuh manusia yang memiliki beberapa sistem yang harus bekerja secara bersamaan jika kita sehat, begitu pula Geraja sehat ketika semua system utama beroperasi dengan baik. Seperti tubuh manusia, ketika satu system tidak berfungsi dengan baik,sebagian tubuh akan mengalami penderitaan. Kelompok sel adalah salah satu system yang harus dibangkitkan dan dijalankan dengan baik. Karena kelompok sel merupakan senjata yang paling ampuh di zaman modern sekarang ini untuk membuat gereja bertumbuh dan berkembang.Banyak fakta - fakta yang menunjukkan bahwa gereja – gereja yang berkembang dengan pesat akhir – akhir ini adalah gereja yang memiliki Kelompok Sel. Kelompok Sel / Gereja sel.[1]
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah :
1.      Dasar Pertumbuhan Gereja
2.      Dimensi Pertumbuhan Gereja
3.      Peran Kelompok Sel
C.     Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dasar pertumbuhan gereja, dimensi pertumbuhan gereja serta peran kelompok sel dalam pertumbuhan gereja.
BAB II
PEMBAHASAN
1.      Dasar Pertumbuhan Gereja
Prinsip berarti asas kebenaran yang menjadi dasar berpikir maupun bertindak, berdasarkan definisi yang disampaikan maka prinsip pertumbuhan gereja adalah asas kebenaran yang menjadi dasar berpikir maupun bertindak dalam perkembangan maupun perluasan tubuh Kristus baik dalam kualitas maupun kuantitas. Beberapa prinsip–prinsip yang disampaikan oleh Peter Wongso yakni:
1.      Berpusat pada  Allah
John Stott menekankan bahwa gereja bukan sebuah kecelakaan sejarah melainkan merupakan pusat dari rencana Allah. Rencana Allah dalam gereja bukanlah rencana sementara melainkan menuju kepada kekekalan, yakni rencana yang akan membawa umat-Nya dalam keselamatan yang kekal. Setiap orang yang sudah diselamatkan mempunyai tanggung jawab untuk memberitakan Injil bagi mereka yang belum percaya, hal ini terus disampaikan secara berulang–ulang diperintahkan kepada murid–murid-Nya. Selanjutnya C. Peter Wagner memberikan beberapa hal yang penting.
a.       Yesus Kristus adalah Tuhan
Pertumbuhan gereja harus didasari pada pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan (Filipi 2:11) sehingga umat Kristen sebagai anggota gereja berpartisipasi dalam pertumbuhan gereja (efesus 4:15-16).
b.       Kemuliaan Allah menjadi tujuan utama.
Allah telah memanggil umat-Nya untuk menjadi umat yang kudus, Allah juga mengutus umat-Nya ketengah dunia ini untuk menjadi saksi kemuliaan Allah. Jadi setiap usaha umat Allah (pemberitaan Injil) untuk pertumbuhan gereja adalah pemberian Allah untuk kemuliaan Allah.
c.        Yesus Kristus ingin gereja-Nya bertumbuh
Dalam Efesus 4: 11 dinyatakan bahwa Allah memberikan 5 jabatan untuk pertumbuhan sesuai dengan kepenuhan Kristus.
Dari beberapa uraian yang telah disampaikan maka didapatkan beberapa kesimpulan dalam dasar pertumbuhan gereja yakni:
a)      Pertumbuhan gereja merupakan kehendak Allah sehingga berbagai upaya dalam pertumbuhan gereja (seperti penginjilan) harus diawali dengan pengakuan akan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan  bertujuan untuk kemuliaan Tuhan. Pertumbuhan gereja juga bersandarkan pada Roh Kudus yang akan memimpin dan memberikan pertumbuhan tersebut.
b)       Selain Allah Tritunggal, manusia juga terlibat dalam mitra kerja Allah untuk pertumbuhan gereja-Nya. Sehingga setiap warga jemaat diwajibkan untuk ambil bagian dalam pertumbuhan gereja. Dalam bagian ini terdapat 2 hal yang penting yakni:
1.      Setiap orang harus melakukan bagiannya dalam pertumbuhan gereja.
2.      Bagi mereka yang kuat harus menanggung yang lemah, sehingga terjadi  keseimbangan.[2]
BAB III
DIMENSI PERTUMBUHAN GEREJA
Menurut Rick Warren, lima dimensi pertumbuhan gereja adalah:
   1.Gereja bertambah akrab melalui persekutuan.
   2.Gereja bertambah sungguh-sungguh melalui pemuridan.
   3. Gereja bertambah kuat melalui ibadah.
   4. Gereja bertambah besar melalui pelayanan.
   5. Gereja bertambah luas melalui penginjilan.
Gereja ada untuk melayani orang. Pelayanan adalah menunjukkan kasih Allah kepada orang lain dengan memenuhi kebutuhan mereka (Mrk 10:45). Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk menjadi anggota  tubuh Kristus, bukan hanya untuk percaya.
Roh Kudus adalah Roh yang bersifat kenabian. Karena ketika Dia datang maka anak laki-laki dan perempuan, hamba laki-laki dan perempuan akan bernubuat (Kis 2:17,18). Dia adalah Roh yang bersifat penginjilan.  Karena Dia menghakimi dan membawa orang-orang berdosa kepada Kristus (Yoh 16:8,9). Dia adalah Roh yang bersifat penggembalaan. Karena Dia mengangkat para penilik bagi orang-orang kudus (Kis 20:28). Dia adalah Roh yang bersifat mengajar berdasarkan 1 Yohanes 2:27. Sekarang kita semua sudah menerima Roh Kudus. kita memiliki juga dimensi-dimensi ini didalam diri kita. Kita tidak perlu menjadi seorang yang egois dengan menikmati karunia pengurapan Roh Kudus hanya untuk diri sendiri, tanpa melihat tujuan sebenarnya Tuhan memberikan pengurapan Roh Kudus itu untuk kita. Karya Roh Kudus didalam diri kita juga tidak akan optimal apabila kita tidak menghasilkan buah-buahnya dalam semua aspek kehidupan kita.
BAB IV
PERAN KELOMPOK DALAM PERTUMBUHAN GEREJA

Apakah kelompok sel?
Kelompok Sel adalah kelompok kecil yang terdiri dari 12 - 15 anggota yang bertemu secara teratur, setiap 2 minggu sekali, sebagai sarana agar tiap anggota dapat mempelajari Firman Tuhan dan membagikan pengalaman hidup dalam suasana persaudaraan yang akrab dan menyenangkan.
Mengapa ikut kelompok sel?
Kekristenan bukan hanya sekedar mengikuti ibadah raya setiap hari Minggu tetapi kehidupan setiap hari kita sebagai umat Tuhan yang mencerminkan Kristus. Melalui kelompok sel kita berkehendak untuk bertumbuh bersama, tampil beda, menjadi seperti Kristus telah hidup. Kelompok sel adalah sarana untuk:
a)      Lebih mengenal Tuhan, membentuk karakter dan bertumbuh menjadi pengikut Kristus.
b)      Bertumbuh dalam persekutuan dengan sesama, saling mendoakan dan saling memperhatikan.
c)      Berada dalam suasana yang memungkinkan untuk saling menasehati dan mendorong agar  dapat lebih bertumbuh  dalam iman.
Apa yang diharapkan?
Setiap kelompok sel dibentuk sesuai dengan kebutuhan yang ada di dalam jemaat. Kami memiliki kelompok sel untuk remaja, dewasa muda, keluarga bahkan untuk mereka yang cenderung menggunakan bahasa English. Pada umumnya kegiatan kelompok sel meliputi pujian dan penyembahan, pengajaran dan diskusi akan Firman Tuhan, berbagi pengalaman/ kesaksian, doa dan selalu diikuti dengan persekutuan dengan berbagai kegiatan lain yang menarik termasuk juga kegiatan keluar bersama baik dalam kelompok sel sendiri maupun gabungan sel-sel lain.
Apa yang dilakukan di Komsel ?
Di komunitas sel ini, para anggotanya berkumpul seperti keluarga dan juga berarah pada gaya hidup jemaat mula2, dimana mereka bertekun dalam pengajaran dan persekutuan (Kis 2:42). Selain pengajaran juga di dalamnya ada suatu persekutuan, persekutuan adalah sesuatu yang lebih dari pada sekedar menjadi suatu jemaat gereja. Di dalam gereja yang besar, ratusan bahkan ribuan jemaat, seorang gembala tidak mungkin tahu kebutuhan, pertumbuhan dan problema semua jemaatnya. Tetapi di dalam suatu kelompok sel, bukan hanya pemimpin kelompok sel yang bisa membimbing anggotanya tetapi juga semua anggota kelompok sel saling berbagi dan saling menjaga pertumbuhan rohani dan juga jasmani.
Pola ini lah yang membuat suatu komsel menjadi solid dan bertumbuh tentunya juga harus bisa menjadi berkat bagi orang lain seperti di Kisah para rasul 2:46-47, disana dikatakan mereka bertekun dan berkumpul, memuji Allah dan disukai semua orang. Seorang Pemimpin Kelompok Sel (PKS) memiliki fungsi sebagai gembala, sebagai manager dan sebagai seorang pemimpin. Sebagai gembala karena harus bisa membangun relasi, memberi perhatian kepada anggota, menerima anggota baru, melayani anggota dalam berbagai situasi seperti sakit, ucapan syukur, dan lain-lain Sebagai manager karena harus dapat merencanakan target dan strategi bagi komunitas dan pengembangannya, mengawasi dan membuat laporan tahap2 kehidupan sel. Sebagai pemimpim karena ia harus memperhatikan hubungan antar anggota sel, menjelaskan visi, misi dan pola dasar gereja, memberikan konseling dan lain2.
Apa tujuan utama kelompok Sel ?
Saling memperhatikan,
Hal yang paling sulit dialami dalam ibadah raya ialah saling mempedulikan. Dalam sel yang sehat, Kristus bekerja memberkati setiap anggota, sehingga setiap orang menerima dan memiliki hidup Kristus, saling mengasihi dengan kasih Kristus, saling menolong, dan saling membantu (Efesus 4:1-6). Di dalam kelompok sel yang sehat, Kristus memerintah, Roh Kudus bekerja, kasih-Nya mengalir dan dialami oleh setiap orang. Dalam kelompok sel yang sehat, Allah bekerja, sehingga kesatuan sejati dan kesehatian yang tulus (Kisah Para Rasul 3:32a) terwujud tanpa kemunafikan. Inilah yang menunjang pertumbuhan rohani setiap anggota, saling menguatkan untuk membawa kasih itu kepada orang lain.
Penjangkauan keluar,
Pertumbuhan rohani yang sehat tidak dapat dipisahkan dari upaya untuk mengasihi yang terhilang dalam dosa. Sebaliknya, kasih Kristus yang dialami dalam kelompok sel adalah dorongan kuat untuk menjangkau jiwa bagi Tuhan. Tugas ini dapat dikerjakan oleh setiap orang, tetapi akan lebih efektif bila dilaksanakan dalam kelompok sel. Dalam kelompok sel setiap orang didoakan, disiapkan, dan dilatih untuk diutus keluar menjangkau orang yang belum percaya bagi Allah sebagai bukti pekerjaan Kristus dalam hidupnya. Di sisi lain, orang yang dimenangkan itu, bila dibawa ke dalam kelompok yang tidak saling mengasihi, akan sangat sulit, bahkan merusak kesaksian Kristiani. Orang Kristen baru itu tidak merasakan kasih Kristus, dan tidak menemukan hal yang berbeda dengan keadaan di dunia sekuler, bila orang dalam persekutuan Kristen tidak saling mengasihi. Akibatnya, ia sulit bertahan hidup dalam kelompok seperti itu dan mencari kelompok lain yang dapat menolong pertumbuhan imannya. Hal ini tidak dapat ditemukan dalam penginjilan secara pribadi (Pengkhotbah 4:9-12, Matius 16:19-20).
Mengembangkan Karunia Rohani,
Berdasarkan kebenaran Firman Tuhan, setiap orang yang sudah bertobat, menerima Kristus dan dilahirkan kembali, memiliki Roh Kudus (Efesus 1:13-14). Roh Kudus itulah yang membagikan karunia bagi setiap orang percaya (Kisah Para Rasul 2:38; 1Korintus 12:4-13). Bila kita jujur, banyak orang percaya hidup bertahun- tahun, tanpa mengetahui dengan jelas karunia apa yang dimilikinya, walaupun telah bertobat. Itulah sebabnya, ia tidak bertumbuh secara sehat dan kurang giat dalam pekerjaan Tuhan. Tentu ada banyak alasan, tetapi salah satunya yang penting ialah orang itu tidak berada dalam satu kelompok kecil yang dapat saling memperhatikan atau saling mendoakan dan saling mendorong dalam pertumbuhan. Hal ini tidak mungkin dikerjakan dalam ibadah raya, sebab perlu pengajaran dalam proses pemuridan yang teratur. Dan terjadilah hal yang sangat disayangkan, yaitu tidak semua orang percaya diberdayakan bagi kemajuan gereja Tuhan.[3]
"Gereja-yang-memiliki-kelompok-sel" sebenarnya masih gereja tradisional. Gereja ini hanya menjadikan kelompok sel sebagai salah satu kegiatan atau salah satu departemen saja. Ada juga gereja yang menyelenggarakan kelompok-sel sebagai wadah untuk persekutuan atau pengakraban. Kelompok-sel hanya melakukan salah satu fungsi gereja. Seperti hal-nya dengan departemen Sekolah Minggu, departemen Penginjilan, ataupun departemen musik, maka departemen kelompok sel inipun tidak ditangani langsung oleh gembala sidang. Jemaat dianjurkan untuk mengikuti kelompok sel, namun jika mereka tidak bisa mengikuti, tidak apa-apa. Dalam gereja ini, yang penting jemaat tetap mengikuti ibadah raya pada hari Minggu.
Dalam gereja sel, kegiatan utama adalah kegiatan di sekitar kelompok sel. Ibadah raya pada hari Minggu adalah tempat di mana kelompok-kelompok sel tersebut berkumpul untuk mengadakan perayaan. Departemen-departemen yang tidak menunjang kelompok sel haruslah dihilangkan, antara lain Departemen Kebaktian Kaum Muda, Departemen Kebaktian Remaja, Departemen Kebaktian Kaum Ibu, Departemen Doa, dan lain-lain. Semuanya haruslah dilebur ke dalam kelompok sel. Jika masih ada departemen-departemen ataupun komisi-komisi yang tidak sejalan dengan kelompok sel, maka kelompok sel tidaklah akan dapat berfungsi dengan baik.
Jika kita ingin menyelenggarakan gereja sel, maka kita harus benar-benar meninggalkan pola gereja yang tradisional. Kita harus menghapuskan semua kegiatan yang secara tradisional dilakukan oleh gereja namun sebenarnya kegiatan tersebut hanya membebani gereja. Akibatnya kegiatan-kegiatan yang kurang berguna ini, gereja kurang melaksanakan panggilan utama dari gereja. Dalam gereja sel hanya ada dua kegiatan utama yaitu: Pertama, kegiatan kelompok sel, Kedua Ibadah Perayaan.
Semua departemen, komisi, dan kepanitiaan haruslah mendukung kedua kegiatan di atas. Semua departemen yang tidak ada hubungan dengan kedua kegiatan tadi haruslah dihapuskan. Terlalu banyaknya departemen, komisi ataupun kepanitiaan, hanya membuat gereja "nampak sibuk". Namun kesibukan-kesibukan ini bukan berarti menunjukkan kehidupan gereja yang sebenarnya. Kehidupan gereja yang sesungguhnya tidaklah ditunjukkan dengan banyaknya kegiatan. Gereja haruslah melakukan kegiatan yang benar-benar sesuai dengan panggilannya. Jika ada kegiatan-kegiatan yang tidak ada hubungan dengan panggilan gereja, lebih baik dihilangkan saja. Malahan kegiatan-kegiatan yang tidak berguna itu bisa menyelewengkan gereja dari panggilannya yang utama.
Dalam gereja sel, jangan terlalu banyak kegiatan insidental, seperti: KKR, Ulang Tahun Gereja, Pagelaran, Malam Puji-Pujian, Fashion Show, Putar Film dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan tersebut akan membuat perhatian dan tenaga terkonsentrasikan ke hal-hal insidental tadi. Akibatnya kehidupan dalam kelompok sel akan kurang berkembang karena tersaingi oleh kegiatan-kegiatan tadi.
Kelompok sel itu sendiri adalah gereja yang sesungguhnya. Setiap jemaat harus terlibat dalam kelompok sel. Jika ada orang yang hanya ikut ibadah raya dan tidak mengikuti kelompok sel, berarti dia tidaklah bergereja. Seandainya ada seorang anggota yang harus memilih: "Apakah dia harus mengikuti kebaktian saja ataukah kelompok sel saja?", maka dia haruslah memilih untuk hanya mengikuti kelompok sel. Karena dalam kelompok sel, seluruh panggilan gereja bisa dilaksanakan. Juga, dalam kelompok-sel, semua fungsi gereja bisa diterapkan. Cukup dengan mengikuti kelompok-sel saja, kerohanian kita bisa bertumbuh secara normal.
Kesatuan Diantara Anggota Kelompok Sel. 
Kesatuan sangatlah penting diantara anggota kelompok sel, karena kelompok sel merupakan suatu wadah dimana suasana kekeluargaan tercipta dan terjalin dengan baik dan harmonis. Sejauh ini penulis mengamati  bagaimana hubungan diantara mereka sebagai anggota kelompok sel, sudah sangat baik. Ada beberapa hal yang terdapat dalam kelompok sel:
a)      Kurangnya komunikasi diantara mereka
Komunikasi di antara mereka(anggota sel) sangat kurang,mereka hanya berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang terdekat mereka, seperti ada pengelompokan – pengelompokan diantara mereka.
b)      Bahasa
Di dalam hal berbahasa, mereka sering menggunakan bahasa daerah, seharusnya mereka jangan terlalu sering memakai bahasa daerah, karena ada beberapa orang yang tidak mengerti apa yang mereka ucapkan, tetapi alangkah lebih baiknya mereka menggunakan bahasa Indonesia, dan kita bisa melihat mereka adalah orang – orang yang cukup terpelajar juga (mungkin mereka sudah terbiasa), dan ini juga merupakan salah satu factor penyebab komunikasi di antara mereka sangat kurang. Sehingga ada pengelompokan – pengelompokan di antara mereka.
C. Pelayan Musik
Disetiap kelompok sel hampir pemain musik ada, musik sangat diperlukan dalam ibadah, apalagi di kalangan  karismatik, pantekosta. Sehingga dalam beribadah ada kesemangatan, hal ini disebabkan anggota kelompok sel sudah terbiasa beribadah disertai dengan musik. Ketika tidak adanya pemaian musik sangat mempengaruhi suasana ibadah, misalnya ibadah jadi mononton, tidak ada kesemanagatan, dan sangat menjenuhkan. 
Pertumbuhan dan Perkembangan kelompok sel.
Dapat dilihat kekuatan kelompok – kelompok sel digambarkan dengan jelas di Cina. Ketika orang – orang komunis mengambil alih pemerintahan pada tahun 50-an, masa penganiayaan yang ganas terhadap gereja dimulai. Yang ditakutkan adalah  Gereja di Cina mungkin binas. Namun, selama lebih dari tiga puluh tahun,gereja di Cina justru bertambah seratus kali lipat, dengan kekuatannya yang bervariasi antara tiga puluh sampai seratus juta orang. Kelompok – kelompok sel adalah alasan bagi ketahanan dan pertumbuhannya.
Dari contoh diatas bagaimana kelompok – kelompok sel yang ada di Cina memiliki dampak yang sangat spektakuler, meskipun mereka menghadapi tantangan yang sangat berat tetapi mereka tetap berdampak. Mereka semakin dihambat tetapi mereka semakin merambat juga. Ada beberapa cara yang membuat mereka berdampak di tengah situasi yang menakutkan adalah sebagi berikut :
1.      Mereka memiliki tujuan atau visi yang jelas, seperti dalam bidang penginjilan melalui transfer kehidupan.
2.      Mereka berfokus pada visi mereka.
3.      Mereka bertanggung jawab atas tugas – tugas yang telah dipercayakan kepada pemimpin kelompok sel.
4.      Mereka memiliki  kepedulian dan aktif dalam kelompok sel yang ada.
5.      mereka tidak membiarakan system buatan manusia menghalangi kemampuan Allah. Mereka selalu melibatkan Roh Kudus dalam setiap pelayanan mereka.
6.      Mereka memasukkan para pendatang barudan anggota baru kedalam kehidupan serta pelayanan komsel.
7.      Membangun kepemimpinan yang bertanggung jawab di dalam struktur kelompok sel.
8.      Terciptanya suasana kekeluargaan yang begitu dekat, tanpa ada pengelompokan di antar mereka.
9.      mereka menunjukkan bagaimana cara orang bekerja, melayani, dan mengerjakan pelayanan bersama tim – tim pelayanan.
Dari contoh diatas, seharusnya kelompok – kelompok  sel yang ada bila menerapkan hal di atas. Kelompok sel bukan hanya sibuk dengan event – event saja, misalnya : Hari raya Natal, Hari raya Paskah, Ulang tahun Gereja dan sebagainya.
Kesejahteraan Kelompok Sel
Salah satu masalah dalam masyarakat dewasa ini adalah sifat yang kurang menampakkan perikemanusiaan. Dengan pertambahan penduduk, seseorang hanya akan menjadi bagian dari himpunan orang banyak itu. Masalah ini juga terdapat dalam gereja kita, khususnya di gereja – gereja besar. Banyak gereja – gereja besar yang dinamis telah dibangun di atas pelayanan seorang pengkhotbah yang hebat yang diurapi oleh Allah, yang mana pengajaran dan dorongannya dibutuhkan oleh jemaatnya.
Memang benar di banyak gereja ada beberapa anggota yang terlibat secara terbatas dalam aktivitas kelompok dan persekutuan yang berarti. Ada penyelidikan Alkitab dan kelompok doa, tetapi yang terlibat dalam kegiatan itu persentasenya kecil saja. Di dalam kelompok sel itu para anggota bukan hanya sekedar anggota atau jemaat gereja lagi, mereka adalah seoarang manusia  - individu – individu. Seseorang yang hadir dalam kelompok sel itu akan mendapatkan dirinya sebagai “ manusia” bukannya “barang”.
Sebagai suatu gambaran bagaimana para anggota tersebut memberikan perhatian kepada orang lain yaitu bila ada keluarga yang suaminya sedang menganggur ( tidak mempunyai pekerjaan). Para anggota kelompok sel itu bersedia menolong dengan memberikan makanan dan baju panas yang dibutuhkan. Bahkan kelompok persekutuan tersebut mengambil persembahan tambahan untuk menolong persekolahan anak dari keluarga yang idak mampu.!
Sungguh ini merupakan kehidupan yang menakjubkan. Setiap orang saling menolong. Kesejahteraan kelompok sel semakin meningkat karena kebanyakan dari antara anggota lebih daripada hanya sekedar persekutuan para tetangga. [4]



BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Jadi kesimpulan dari peranan kelompok sel dalam pertumbuhan gereja adalah Sangatlah penting untuk melihat bahwa gereja sel tidak hanya sebuah struktur biasa tapi mencoba untuk menerapkan nilai-nilai dan prinsip alkitabiah. Jika gereja dibangun dengan struktur tanpa pengertian akan nilai-nilai, maka akan ada bahaya penyimpangan nilai di dalam setiap kegiatannya. Jadi, gereja yang telah mencoba menerapkan ini pasti telah menghabiskan waktu-waktu pertamanya untuk mencari nilai-nilai dan prinsip-prinsip di balik gereja sel dan memberikan kesempatan bagi pemimpin dan jemaat untuk lebih aktif.
            Model gereja sel adalah suatu sarana ampuh yang dapat menolong gereja – gereja dalam berbagai skala, serta dapat melayani dan menggembalakan jiwa – jiwa baru yang efektif. Gereja sel merupakan sarana yang memperlengkapi jemaat untuk melaksanakan pelayanan mereka, daripada sekedar meletakkan semua beban pelayanan ke pundak gembala seorang diri. Kini kita dapat mempelajari cara menerapkan pola gereja sel di gereja kita. Dengan makalah ini diharapkan dapat menolong pelayanan kita agar dapat menjangkau seluruh jemaat sampai ke tingkat yang terbawah, di mana seluruh anggota gereja dapat menjadi murid Tuhan yang efektif, bukan hanya sekedar menjadi ‘pengamat / penonton’ saja. [5]
Daftar Pustaka
1.      Danny Roemokoij M.Min, Gereja Bertumbuh, Pare : GPDI Tiberias Pare, 2005
2.      Dr. David Cho Yonggi, Kelompok Sel yang Berhasil, Malang : Gandum Mas, 2000
3.      Larry Stockstill, Gereja Sel (Mempersiapkan Gereja Menghadapi Masa Penuaian), Jakarta, Yayasan Media Buana Indonesia, 2000
5.      Komunitassel.com/FAQ.html


[1] Pdt. Danny Roemokoij M.Min Gereja Bertumbuh. Hal. 47
[3] Komunitassel.com/FAQ.html
[4] Dr. David Cho Yonggi. Kelompok Sel yang Berhasil. Hal. 49
[5] Larry Stockstill. Gereja Sel (Mempersiapkan Gereja Menghadapi
   Masa Penuaian.